Senin, 27 Desember 2010

Dan Tuhan pun cemburu


ku ingin..
mencintaimu dengan sederhana
sesederhana kehangatan terik matahari pada tanah.

ku ingin..
tetap setia menunggumu di sini
sampai buih lautan tidak dapat menyentuh pasir pantai.
hingga namaku tertulis di batu nisan itu
dan abuku tersapu angin tak berbekas.

kuingin..
pohon kasih berbuah ranum
dan ia tidak dikutuk oleh Tuhan.
tetapi, hanya mencoba berdaun
dan semoga, Tuhan pun tidak cemburu.
maka mewangilah ia..

Senin, 20 Desember 2010

Tuhan.. sekali lagi aku mencuri cinta dari surgamu!


inilah cinta..
yang merayap di sela cadar surga
merambat turun di rahang arus sepi
mengoyak lembut tabir seribu purnama
berwarna merintik dengan hujan harmoni
anggun bersanding dengan tatabuh senja
merona dengan kenangan di remah-remah semesta
indah.. dihantar melodi harpa lengkung pelangi

atas nama mata air
yang menjadi persinggahan burung-burung.
atas nama embun
yang berjatuhan diatas bunga-bunga.
dan aku tlah berikrar
di dalam kudusnya lelangit.
engkaulah arus sang air bening
yang mengalir lembut di simphony surga.
engkau laksana keharuman yang dihirup
begitu lembut.. mempesona.
engkau laksana kilau cahaya
yang menembus kelamnya malam.
engkaulah sang gunung keheningan
yang tak tertaklukkan.
engkaulah senar sang harpa
yang dipetik, sekaligus dijadikan utuh.
engkaulah sang suara
nada-nada yang bertambah keras di udara malam
nada-nada yang menghanyutkan tubuh
buat jiwa selalu tergetar.

cinta..
adalah musik yang abadi.
nada-nadanya seimbang
dengan kehidupan yang naik.. turun.
setiap kali jantungku merasakan getarannya
maka tanpa disadari
aku selalu menggerakkan tangan
dan kakiku menari sesuai iramanya
kadang cepat, kadang lambat.
tetapi
aku tidak pernah lelah dibuatnya
bahkan aku begitu menikmatinya.

cinta..
adalah sungai kehidupan yang abadi
sungai itu akan membawa kita
menuju lautan yang sama
lautan( cinta ) keabadian..

karena cinta..
adalah sebuah jawaban
atas semua pertanyaan?

Kamis, 16 Desember 2010

kasih tak sampai..


belenggu cinta masih anggun terbingkai
meresap di dinding ruang mimpi
tersulam di rajutan dekade ungu
jauh terendap di tanggalan pilu
seperti menulis di helai udara
yang sudah tercabik-cabik air mata
cekung mata ini takut sekali
pada gerimis sekalipun

rama-rama mengarak kelabu di palungan langit
tirai awan berlalu hanya sekedar pamit
bibir hujan guratkan sepenggal pedih
tersayat lembut di sayap-sayap kabut lirih
membusuk di ranting-ranting siang malam
memutih di lengkung pelangi 1000 musim
merajut senyum dengan warna sepi
mengapung di pekatnya genangan pagi
kerinduan yang kian teriris
kegilaan yang tak terlukis

ketulusan yang menggapai-gapai
menggantung tak sampai
mengayuh biduk pecahan perahu
berlayar kesepian di kubangan langit beku
matahari berembun di tandusnya kemarau
terbakar di rahang siang berembulan
patah diantara puzzle-puzzle debu
hanya ada bangkai petir yang berserakan
hanya ada kosong.. dingin

aku kekasih yang karam
menggapai-gapai.. kasih tak sampai
aku kekasih yang terbakar
yang hangus dan tak pernah menjadi abu

Selasa, 14 Desember 2010

Sebuah bangku, tuk sandarkan liverku yang semakin berkarat!


kurasakan udara memasuki nafasku
kubersandar pada bangku ini
kubenamkan diriku,
semuanya untuk hari ini
dimana ragaku mulai bergerak halus
bergeser seketika itu
berhadapan langsung dengan jasadku
mereka berdialog tentang waktu yang tak pernah mengusik
kulihat semuanya dengan mataku sendiri
kuberbicara dengan kata-kata yang tak pernah aku ucapkan
anganku bebas menjadi otak di kepalaku

rasaku bukan mimpi
coba aku tertidur, tetap itu bukan mimpi
aku waras dan tak kan pernah menjadi gila
coba sentuh hidupku
dan aku senantiasa membelai bayangmu
kutebarkan senyum-senyum pada setiap hidupku
biarlah kupatahkan semua tanda tanya itu
dan kujawab semua pertanyaan itu
let down and hanging around..
crushed like a bug in the ground..
let down and hanging around..

kecil didalam besar
besar berasal dari suatu yang kecil
irama hidup menangkap sebuah kejujuran
telingaku bergetar,
mendengar jerit suara bisu
dan tuli jika terpaksa berteriak
kugerakkan jemariku mengikuti suara"thom yoke"
bangku kududuki dengan pantat ini
ku mulai berjalan tuk hidup dengan iramanya
dengan lekikan langit yang mengasihiku
langkahku terhitung 1..2..3..
dan bertahan dengan tarianku tentang senyuman

Minggu, 12 Desember 2010

Dengan sikapnya yang bisu, dia memamah otakku!


oh..
dia datang lagi menyapaku
aku kira dia sudah melupakanku
melupakan tengkorak kepalaku
lupa, betapa dia pernah begitu menikmatinya
memamah otak sebelah kiriku
mencincang habis otak kananku
merampas tetesan embun mataku yang sudah lusuh
mencabut satu persatu gigiku
gigi yang sudah bolong dan agak sedikit bau

kadang, aku dibuatnya bingung sendiri dengan tanyaku
kenapa dia memilih otak kerdilku
kenapa dia tidak tertarik dengan otak artis-artis itu
oh..
dia tetap saja terus menikmati santapannya
tanpa memperhatikan kebingungan dan ratapanku
seperti biasanya
seperti kedatangannya yang sudah-sudah
dengan sikapnya yang kaku.. bisu
tangannya tetap tenang pegang catut dan pisau dapurnya
aah..
migran ini memang sobatku yang paling setia

hey.. masuklah kedalam kamarku
jangan berdiri saja di depan pintu
di luar udaranya sangat dingin sekali
malam ini, kelihatannya langit tidak sedap untuk dinikmati
tadi sore rambut-rambutnya hujan lebat sekali
derasnya masih menempel di tempat tidurku
serpihan-serpihan petirnya masih berserakan di lantai
kelihatannya,
rembulan sedang kehabisan minyak tanah untuk lenteranya
gilangnya bintang pun tak nampak di pelataran rumahku mulai tadi sore
mungkin mereka sedang malas main petak umpet

kamu mau menagih janjiku ya?
tenang, sudah aku siapkan semuanya
tapi, kamu maukan menunggu barang sejenak
aku mau menikmati dulu secangkir kopiku sisa tadi sore
dan menghisap rokok yang tinggal sebatang ini
dengan sikapnya yang kaku.. bisu
dia tidak memperdulikan segala omonganku
dia langsung mencincang otakku
merogoh paru-paruku
mencabut jantungku

entah kenapa, ganti dia yang kelihatan bingung
mencari-cari sesuatu
kamu mencari hatiku ya?
maaf..
oktober kemarin, hati itu sudah aku titipkan pada seseorang
nggak papakan,
kamu sisakan hatiku untuk seseorang yang aku sayangi?

dengan sikapnya yang kaku.. bisu
dia tetap tidak memperdulikanku
dan aku hanya bisa merintih saja

Kamis, 09 Desember 2010

Robohnya surau hati


gerhana matahari, gerhana hidup
matahari hitam
langit hitam
samudera hitam
jiwa-jiwa hitam
tak ada sulur matahari
tak ada suluh kehidupan
tak ada apa-apa
hanya ada kesedihan tanpa pilu
pilu kehampaan

mmmmh.. huuu..
di nanar saujana, sang kantung rahim menari
menari laiknya sang darwis
dibalut gendang seruling ney
merentang tangan berputar-putar kekosongan
kosong diantara tepuk tangan hinaan
takut.. diantara kejaran belati, parang
melayang bagai mayat, bangun dari tangisan
tangisan yang tidak pernah menitikkan airmata

gerhana hidup, gerhana matahari
bumi meratap diatas lelangit menangis
gilangnya bintang pun terkendat
segala jadah memenuhi langit
datang dari jiwa-jiwa yang hitam
dari ratapan yang kering, gersang
dari kegelapan dalam kegelapan
dari kebingungan dalam kebingungan
kebingungan yang mengangkangi sauh hati
membunuh suluh jiwa

oh..
kepada siapa yang mau menerima jiwa yang hitam ini
pada siapa yang tak enggan seduhkan sinaran di cangkir ruh ku
yang tak enggan menyambangi nanar kepiluan ini
yang mau merawatku dalam ayat-ayat mati.. hidup

mmmmh... huuu..
airmata terendap
airmata yang tertahan
menangis pada siapa
menangis pada apa
menangis pada tangis yang tak termuntahkan
lukisan tangisan hanyalah menandakan..

Jumat, 03 Desember 2010

Antara telanjangku, cemeti malaikat, dan berandanya Tuhan..


mataku tercengang saat aku melihat selembar kertas putih
memaksa kuhapus berkali-kali tulisan ini
otakku mulai sombong ketika tergambar keinginanku
keinginan tuk membuat tulisan-tulisan yang bermimpi
tentang pujian-pujian itu
tentang aku mencoba yang terbaik
tentang menemukan inspirasi
tentang kepenatan yang dibungkus omong kosong
tentang hidup.. mereka punya hidup masing-masing!
tentang ketidakbisaanku
tentang secangkir kopi
tentang bibir seksi
tentang Tuhan yang maha adil.. dimana aku kerdil
tentang tangis yang tidak pernah menitikan air mata
tentang senyum yang bukan milikku
tentang kenikmatan di saat aku mencumbumu
tentang pekerjaan

Aah..
mending aku ke kamar mandi
cuci muka, terus kugosok hitamnya tubuh lapukku
tuh kan.. aku mulai sombong lagi!

Dia atas kebijakanku
nilailah aku dari sudut yang terhitam
kugunakan pena untuk berimajinasi bohong
kugunakan bibir untuk mengumpat keindahan
kugunakan akal untuk mendominasi kewajaran
kugunakan penampilanku.. tuk menjual harga diri yang selalu telanjang

Aargh..
mending gelandangan!
yang mengais-ngais tong sampah
mending kecoak bau!
yang selalu berusaha mencari makan
walau mereka sering dianggap kotor
mending jadi lampu 5 watt!
yang menerangi sebuah kamar lembab tak berpenghuni
mending menjadi ibu!
bagi anak-anak durhakanya
mending kamu tampar aku!
setelah itu ajari aku hidup di awal hari
dan merenungkan di malam hari
dan esok aku tidak ragu lagi untuk hidup
dan terus mati

keringat dingin menyembur dari pori-pori kulitku
perutku yang mulus mulai keriput
wajahku yang pas-pasan
mungkin terlalu "pas" sebagai manusia yang lupa akan masih kecil
aku bayi prematur..
kelak saat aku besar menjadi kelihatan dungu
tapi banyak yang suka kedunguanku

Tuhan..
maaf ya untuk sedikit celoteh ini!
mungkin deretan kata di atas tak pernah membuatku besar
kecil tanpa apa-apa..

Kamis, 02 Desember 2010

Merampas lilin kecilku dari tangan Tuhan!


kasih..
aku takut kehilangan dirimu!
tapi aku lebih takut ketika kau bersanding denganku,
takut.. tidak mampu bingkaikan secuil kebahagiaan untukmu.
aku hanya punya tangan yang kasar ini,
yang hanya bisa membelai lembut rambutmu,
ketika kau terbuai di lelapmu.
aku hanya sebuah patung yang bugil,
karena tidak ada yang bisa aku banggakan di depanmu.
aku hanya punya sepenggal hati yang rapuh ini,
rapuh.. ketika mendapatimu terbaring kesakitan.
aku hanya bisa menjatuhkan airmata ini,
airmata yang ingin merampas takdirmu dari tangan Tuhan.
karena surat-surat cintaku,
tidak pernah Dia sampaikan kepadamu.

kasih..
aku bukan siapa-siapa..
karena aku tanpa apa-apa!
Lukisan tangisan hanyalah menandakan..

Rabu, 01 Desember 2010

tetaplah kamu seperti burung-burung kertas!


burung-burung kertas..
bergerak halus
berputar-putar
sayap-sayapnya yang bergetar tertiup angin
kepalanya tertuju kaku ke depan.. matanya
mulai lagi bergerak diantara benang-benang yang mengaitnya
berayun terarah
kadang bertabrakan
terima kasih benang..
dan angin selalu berteman dengan sayap-sayap kertasnya

burung-burung kertas..
tak pernah diam
terus bergerak semakin halus
seiring waktu mengiringi damainya malam.. lembutnya pagi
tak pernah tertidur
bayang-bayang sayapnya bergerak terus.. terus hidup
dan semakin kentara lipatan-lipatan itu
sepasang mata terus memandanginya
meraih tuk menyentuhnya.. tersentuh kertasnya
senyum kecil timbul dari sepasang bibir itu sambil mengucap,
"tetaplah kamu seperti burung-burung kertas!"

burung-burung kertas..
terus berputar-putar, sesekali berhenti
serta seribu kepak keyakinan
hingga burung-burung nuri berkicau
terlihat dari kaca jendela
telinga ini mengiang
bersahutan
dan akan pasti berkicau dengan lembut.. merdu

ohh..
tak henti-hentinya
biarlah burung-burung kertas
dan beribu-ribu kepak sayap kertas putih..

Rabu, 24 November 2010

Membunuh sinaran bintang



menatap langit malam terbias mendung
cahaya kota mengangkat makna
akankah gerimis meletupkan aroma tanah?
jemari kaki menghentak lembut di dinginnya malam
kuingat dimana embun rasa mulai membasahi keheninganku
ku berbisik kepada tiap-tiap hembusan angin malam
oh.. kubersandar pada impian ini!
ku terlingkupi..

disaat cerah terus membawaku bergelut dan tersentak-sentak
halus..
halus..ku memujamu!
memuja bayangmu..
memuja setiap jejak langkahmu disaat melewati jalananku
jasadmu mengudara melewati kepenatan-kepenatan ini
kuseduh tiap senyummu..
pada tetes nafas ini
dimanakah guru yang memberiku senyuman tulus?

ku terus-menerus..
memahat kilau parasmu memenuhi langit.. alam
menuntun mendung tuk merintikkan gerimis memenuhi suka cita-cinta
yang menari di atas tanah
kukecup..
kubiarkan terlena
menatapku dengan mata indahmu
berbicara dengan senyummu!

Mengintip peti mati ibuku


sebatang rokok,
dan secangkir kopi sisa semalam.
kuhisap perlahan-lahan,
kuteguk di pagi buta.

di bangku bangsal rumah sakit ini,
diantara lelah yang melekat di keringatku.
penaku masih mencoba goreskan kata di kertas pembungkus nasi,
sekedar menulis surat untuk Tuhan,
sekedar mau menyapa dan berbagi sisa kopi semalam.

dalam cangkir kopi,
kulihat matahari pucat,
sepucat wajah ibuku yang sedang terbaring menikmati infusnya.
sementara hati pucat,
notasi jantung pucat,
luka pucat,
mata pucat,
langkah pucat,
tawa-tawa itu pucat.

diam dalam kebisingan,
menerawang membungkus diri,
menatap hari bersiluet pucat.
tunggu dulu, jam berapa sekarang?
mencoba mengintip di sela jendela kamar bangsal itu,
hanya ingin tahu,
kalau-kalau ibuku terjaga,
dan minta tolong untuk menemani ke kamar mandi.

entah..
sudah berapa kali mengintip melalui sela jendela itu,
seperti melihat ibuku melalui jendela Tuhan.
syukurlah,
Dia masih belum membawa peti mati untuk ibuku,
mungkin lain hari Dia akan datang,
dan aku masih menunggu untuk itu.

Senin, 25 Oktober 2010

engkaulah setiap nada dan kau jualah sang musik itu, kaulah sang lilin dan kau jualah nyala lilin itu !


July 30 at 10:43pm
***
Into my world,
of darkness and silence,
you brought light and touch.

When you lit my candle,
I began to see and understand,
the taste and texture of love.

For the first time..


July 31 at 9:44am
***
kasihku..
kumohon, dengarlah sebentar!
sebelum kau melangkah berlalu.

ketahuilah..
engkau, pernah hadir di kehidupanku.
sebuah kegelapan dan keheningan,
kau membawa cahaya dan sentuhan.

ketika engkau nyalakan lilinku,
aku mulai melihat dan memahami,
rasa dan tekstur cinta.
untuk pertama kalinya!

terima kasih untuk jejak langkah yang kau tinggal,
pergilah..


August 3 at 8:48pm
***
kasihku..
bahwa mangkuk debu ini dapat menjadi savana,
senandung rindu surgapun telah terdengar,
bahwa burung jiwa telah singgah di ranting-ranting cuaca.

lautan berhiaskan bulu-bulu cahaya mentari,
rawa garam menjadi manis bagai kautsar,
batu itu, menjadi batu delima ketulusan.
tubuh menjadi sepenuhnya jiwa.

kasih..
aku hanya ingin menjadi tua di sampingmu,
hanya itu pintaku..


August 20 at 8:57pm
***
kasih..
aku tidak gila, aku hanya sedikit terganggu.
setiap tetes mimpi yang mengalir dariku,
mentasbihkan pada awan kata-katamu.
dalam cawan mataharimu,
aku belajar bagaimana mengasihi.

kasih..
aku tidak sakit, aku hanya sedikit kurang sehat.
tubuhku bagai debu, jiwaku bagai angin,
kedua mataku sudah bertabur manik-manikmu.
dalam paras gemintangmu, kutemukan makna mencinta.

ketahuilah..
aku hanya ingin mencintaimu dengan sederhana..


August 27 at 8:05pm
***
api cintalah yang membakar diriku,
anggur cintalah yang memberiku cita mengawan.
ketahuilah bagaimana pencinta luka?
ada kalanya kau buatku tersenyum,
terkadang kau membuatku gila,
satu saat aku melihat cahaya,
walaupun sering kali kau buat aku menangis.

dalam kegilaan manis ini,
dalam kesedihan yang mulia ini,
mungkin kosong dan ringan.
aku tak perduli jika surga dan neraka tak pernah ada,
kau takkan letih-letihnya kucari.
sesuatu itu ku sebut.."CINTA"


October 18 at 8:43pm
***
aku adalah sebuah kenangan bersama 1000 sajak tanpa kata,
500 ribu lembar merindu,
750 ribu tembang cinta,
250 ribu bait puisi tak be_rima,
lepaskan makna dari kata.

di angkringan ini,
selarik pencarian edan luar batas rasa,
kasih tak sampai sang langitpun menangis di kudusnya sang bumi.

kasih..
di manakah engkau berada?


September 3 at 7:47pm
***
kasih..
aku takkan bisa menghitung bulan-bulan yang berpendar di atas atap,
ataupun 1000 mentari surga yang bersembunyi di balik dinding.
jika aku sedikit melupakanmu,
menafikkanmu..

sayangku..
jika aku tak bisa menjadi rembulan di malam-malammu,
ijinkan aku untuk menjadi lentera jinggamu,
yang setia menyibak kelam diantara mimpi-mimpimu.

tidurlah.., tidur biduk lintang hatiku.
jangan dulu terjaga sampai pagi tiba menjemput matahari.
tetaplah kau jaga tumbuhan cinta di ladang kasih kita ini.


September 13 at 4:24pm
***
kasihku..
ketika jemari kerinduan manjakan jiwa,
1000 bunga mawar yang ada di ladang kasih,
nampak seperti duri yang terlihat di sisi luarnya,
itulah bulu-bulu cahaya dari belukar yang terbakar!
meski kelihatannya seperti api,
tapi, sesungguhnya sang api dan sang mawar adalah satu.

di sayap kupu-kupu, di ranting-ranting cuaca,
kuselipkan sebuah rasa pada sehelai angin.
hanyalah dirimu yang mampu buatku jatuh dan mencinta.

kasih..
kau takkan terganti,
percayalah..


September 22 at 6:47pm
***
kasih..
ketahuilah dalam bait-bait air mata ini,
engkaulah kegembiraan dan kau jualah pancaran cahaya itu.
kaulah sebuah cinta yang terukir lembut di sayap-sayap airmata dan tawa ini.

kasih..
ketahuilah dalam larik-larik nafas ini,
engkaulah setiap nada dan kau jualah sang musik itu.
kaulah sang lilin dan kau jualah nyala lilin itu.

tetaplah mencinta dengan segala kesederhanaanku,
karena kau sang api yang menjadikanku abu,
dan aku gila karena cintamu..


September 30 at 7:18pm
***
kasih..
aku tidak gila, aku hanya ekstase di keindahanmu.
aku bagai kunang-kunang yang hanyut pada cahayamu.
desir rasa ini, terus gelayuti lidah apimu.
di dalam kobaran apimu,
menangis darah mawar-mawar tabris karena merindu.

telah kutulis 1000 puisi, telah kupahat 1000 jalan,
mengeja cintamu, meniti renjana menusuk jantung hujan.
pendarmu bagai bulan diantara gilangnya bintang.

ketahuilah..
aku hanya ingin menjadi tua di sampingmu,
hanya itu pintaku.


October 2 at 4:41pm
***
bukan..
ini bukan sebuah luka kekasihku,
inilah saputan warna di kanvas pencinta.
aku bagai kunang-kunang yang terkesima anggunnya cahaya,
cahaya kobaran sang api.
dan jilatan desir akan sulur-sulurnya,
kunang-kunang dan sang api bagai satu.
karena..
aku adalah engkau dan engkau adalah aku.

bila saja baitku bisa istirah di senjamu,
karena kau sang api yang menjadikanku abu..


October 5 at 6:44pm
***
sang mawar bisa saja bersembunyi dari pandang,
tapi, sang angin akan menyebarkan keharumannya.
ketahuilah, hati bisa saja merasakan apapun.
tapi sang jiwa tidak pernah berhenti bercakap-cakap.

sebersit senyummu bisa saja disamarkan oleh gumpalan awan,
tapi cahaya paras wajahmu tetap menyinari permukaan tanah.
karena sang bumi membutuhkan kehangatan cahaya sang matahari.

kasih..
hanyalah dirimu yang mampu buatku jatuh dan mencinta..


October 7 at 8:12pm
***
kasih..
diantara ketiadaanmu,
kurasakan..
pijakku tak bertempat, tapakku tak berjejak.
kurasa, ku bukan milik tubuh dan jiwa lagi,
hanya terasa milik jiwamu seorang.
maukah kau untuk menjadi pilihanku,
menjadi yang terakhir dalam hidupku.

inilah satu sayap cinta terbang ke langit,
tidak dari bintang zuhra ataupun debu.
satu sahaja yang kucari, satu yang kukenal,
satu yang kulihat dan satu yang kuseru.
maukah kau untuk menjadi yang pertama,
yang selalu ada di saat pagiku membuka mata,
dengan secangkir kopi engkau menyapa.

kasih..
kumohon, tetaplah hadir di setiap pagiku..


October 13 at 7:03pm
***
kasih..
bila tak kunyatakan keindahanmu dalam kata,
kusimpan kasihmu di sudut rasa.
bila kucium harum mawar tanpa cintamu,
segera saja bagai duri bakarlah aku!
meskipun aku tenang, diam bagai batu.
tapi, aku gelisah bagai ombak dalam lautan biru.

kau yang telah menutup rapat kalbuku,
tariklah misaiku dalam dekatmu.
engkaulah sang suara nan kudus yang tergetar ke sekujur tubuhku.
aku adalah tidak lebih seperti noda debu yang terombang-ambing di cawanmu,
di hadirat kasih engkau begitu indah.
hanyalah dirimu yang mampu buatqu jatuh dan mencinta,
karena kau sang api yang menjadikanku abu.


September 11 at 12:43pm
***
The silence( though it lasted no more than a minute ) became too intolerable to him.
To break it, and to show I was miss about she smile.
You will always keep me flying high in the sky of love.
princess.., please stay with me..
I'll tremble for my love always..


October 16 at 3:01pm
***
di taman budaya senja ini, di kelamnya langit jogja.
kuinginkan sajak tanpa kata,
dari pena yang telah kehilangan lembar putihnya.
diantara pasir-pasir, aku menyibak siluet cahaya.
aku bagai debu yang terbang beribu-ribu mil dari negeri yang tak mengenal musim,
bermigrasi mencari semi.

di tamanmu,
harum rerumputan tercium,
aroma kayu,
dingin batu,
bau perdu dan jamur-jamur.
adakah mereka bernama atau berumur?

kasih,
tetaplah kau jaga tumbuhan cinta di ladang kasihmu..

Minggu, 22 Agustus 2010

Water Shows The Hidden Heart..


* Selarik Prasasti menjemput impian *

Selarik pelangi tersembur indah di sela lelangit..
Paras gemintang bersitkan senyum dirajut mega..
Garis wajahmu lembut tercipta satu harmoni menyentuh..
Desau rindu prana dihela suasana mengurai kesetiaan..
Kubuat prasasti menjemput impian dari tulus hati..
Biduk telah ditambatkan di pantaimu bawa sebentuk hati..
Menikah denganmu bertahtakan kesetiaan bermahkota cinta..
Semoga..



* Aku akan selalu bergemetar karena cinta ini *

Dapati photo diri dalam satu harmoni menyentuh..,
Lentera siang telah berlalu..,
Pendar rembulan belai lembut prana dihela suasana..,
Pagi dan malam terjadi dalam satu simphony yang indah di hamparan sutera_NYA..,
Di bayang paras gemintangmu kutemukan kasih nan hidup..,
Kau nyanyikan untukku sebuah lagu tentang negeri di awan..,
Aku akan selalu bergemetar karena cinta ini..



* Cat lah kanvas cintaku *

Tak ada yang lebih indah satu misteri lentik keanggunan nan cantik,
Dirahasiakannya dalam pandang di ranting-ranting siang malam..
Tak ada yang lebih bijak satu rahasia keagungan nan rupawan,
Terukir lembut di sayap-sayap kabut cahaya musim..
Memutih dari seribu warna kebebasan merpati,
Senandung jingga menabuh gambar seribu matahari terbenam..
My Lord, cat lah hamparan kanvas cintaku dengan senyummu..



* Satu pinta sederhana *

Ada kalanya engkau membuatku tersenyum..,
Ada kalanya kau membuatku gila..,
Satu saat aku melihat cahaya..,
Walaupun sering kali kau membuatku menangis..,
Sesuatu yang belum engkau mengerti hingga kini..,
Aku hanya ingin menjadi bahu-bahu disaat kau bersandar..



* Bisik lirih ini *

Duhai alam..
Basuh muka ini dengan sulur-sulur lentera siangmu..,
Dan dengarlah sedikit bisik lirih ini..,
Sesungguhnya kehadiran bayang-bayang sahabatku semua..,
Adalah sebersit pijar yang selalu menyapa dalam dingin temaram malam-malam diri ini..,
Jagalah selalu sebersit senyum-senyum itu di ladang cintamu..



* Kegilaan manis ini *

Hatiku mentasbihkan kata mencinta..,
Nadiku melantunkan kisah mencinta..,
Dalam kegilaan manis ini..,
Dalam kesedihan yang mulia ini..,
Mungkin kosong dan ringan..,
Semua itu membawaku bersimpuh di kakimu..,
Dan mungkin aku akan menemukan kedamaian di dalam hamparan suteramu..,
Dan sesuatu itu ku sebut.."CINTA"



* Aku pernah mencintaimu dengan sederhana *

Di waktu pagimu nanti, ketika engkau tak temukan raga ini lagi..,
Ketahuilah dalam larik-larik nafas ini..,
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana!
Di kala senjamu nanti, lirih ini tak sanggup lagi menjangkau telinga kehidupanmu..,
Ketahuilah dalam bait-bait air mata ini..,
Aku pernah mencintaimu dengan sederhana!



* Terdiam mendura *

Nampak gumpalan mendung sapu segala pendar dari paras ayumu..,
Dapati bayangmu terdiam mendura dalam kaca ini..,
Apa gerangan bergemuruh dalam relung kalbumu..,
Sekilas segala gundah mata ingin berbagi cerita..,
Sahabat selalu di samping bagi jiwa disaat hati menangis..,
Di depan samar binar lentera untuk memandu segala goyah..,
Usah kau simpan lara hati..,
Masih ada asa tersisa..



* Romansa putih abu-abu *

Seutas bahagia bayang cerminan tatanan cinta lalu..,
Sebait nada-nada bercak romansa kelopak putih abu-abu..,
Rangkum dalam jiwa dikeramaian waktu rotasi impi..,
Selamat ulang tahun seberkas masa lalu..,
Terima kasih untuk jejak langkah-langkah mungilmu..



* Gadis dalam mimpiku *

My lord..
teduh dalam terangmu yang mengelilingi aku..,
bebas dari ketakutan dan rasa sakit..,
sebelumnya selalu terbersit tanya dalam semua pikiran ini..,
apakah bisa membantuku untuk menemukan makna dalam hidupku lagi..,
akhirnya aku merasa damai dengan gadis dalam mimpiku ..



* Berdiri untukmu selamanya *

Apakah kau akan menangis, ketika kau melihatku menangis?
Apakah kau akan menyimpan jiwaku malam ini?
Akankah kau mau mati untuk orang yang engkau cintai?
Dekaplah aku dalam pelukmu..,
malam ini.. aku akan berdiri untukmu selamanya..,
kau dapat mengambil nafas ini pergi..,



* Langit cinta *

Akhir sebuah hari ..,
mengingat jalan-jalan itu ..,
kami tinggal begitu dekat sampai akhir ..,
kita akan selalu mengingat saat-saat itu,
antara aku dan kamu..,
karena cinta kita akan abadi selamanya..,
hanya kau dan aku..,
kau akan selalu membawaku terbang tinggi di langit cinta..



* Jalan untuk sebuah cinta *

Sepanjang hidupku,
Aku selalu menunggu dicinta seseorang..,
Sepanjang hidupku,
Aku selalu menunggu untuk mencinta seseorang..,
Hari demi hari,
Selama bertahun-tahun aku membuat jalan untuk sebuah cinta..
akhirnya aku menemukanmu..
kumohon..,
jangan pergi dariku..



* Cahaya di sisi gelapku *

Dulu..,
Aku hanya sebuah menara memutih sendirian di hamparan laut..,
Dingin.. kosong.. rapuh.. sedikit goyah..
Sebersit senyummu terseduh dalam segala kosong ini..,
Menjadi cahaya di sisi gelapku..,
Cinta tetap menjadi obat yang paling ampuh dari pada pil ..,
My lord..
Kumohon tetaplah bersamaku..
Aku akan selalu bergemetar karena cinta ini..,
ya.. cinta ini !



* Jangan pergi *

Apakah malaikat-malaikat merenungkan nasibku?
Dan apakah mereka tahu tempat-tempat di mana kita akan mati?
Aku telah diberitahu bahwa ketulusan hati memungkinkan sayap-sayap mereka terungkap..,
Ketika aku datang untuk memanggilnya, dia takkan pernah meninggalkan aku sendirian.. ,
Dan melalui semua itu ia menawarkan perlindungan kepadaku..,
Suguhkan cinta dan kasih sayang..,
Jangan pergi malaikat kecilku..



* Nafas 1000 tahun *

Aku punya senyum terbentang dari laut sampai ke langit..,
Untuk melihatmu berjalan menyusuri kerinduan ini..,
Kita bertemu di lampu hati..,
Aku terpaku untuk beberapa saat..,
Dunia di sekitarku menghilang..,
Waktupun serasa berhenti..,
Hanya kau dan aku..,
Di pulau segala harapan ini..,
Nafas diantara kami bisa 1000 tahun untuk hidup.., kalau saja..



* Andai aku bisa terbang *

Aku tidak bisa terbang..,
Aku hanya seorang laki-laki konyol..,
Mencari hal-hal khusus dalam diriku..,
Aku hanya seorang laki-laki yang mencari mimpi..,
Dan itu tidak mudah..,
itu tidak mudah untuk menjadi.. Aku..



* Terdengar samar suaramu *

Malam itu hanyalah sebuah kenangan..,
Kami berdiri di tengah hujan lebat..,
Tapi.. aku masih merasa kau berdiri di sampingku..,
Dan samar terdengar suaramu..,
Semua yang aku dengar adalah rintik hujan.,
Andai aku akan bertemu denganmu lagi..



* Telanjang dan dingin *

Pernah merasa begitu sendirian..,
Telanjang dan dingin sampai ke tulang..,
Kehilangan kepercayaan pada diri ini..,
Tuhan mengutus seorang malaikat untukku..,
Dialah malaikat kecilku ..



* Kulitmu buatku menangis *

Kau seperti malaikat..
Kulitmu buat aku menangis..,
Engkau mengambang seperti bulu..,
Apapun yang membuatmu bahagia..,
Dan apapun yang engkau inginkan..,
Nafas ini akan memperjuangkannya..,
Karena engkau begitu istimewa..,
Aku tidak peduli apakah itu menyakitkan..,
Aku hanya ingin kau tahu disaat aku tidak ada..



* Berikan pelukmu sebelum aku tua *

Bersembunyi dari hujan dan Salju..
Berusaha untuk melupakan, tapi aku takkan pernah melepaskan semuanya..
Mendengarkan denyut jantung ini..
Katakan padaku, dimana aku dapat menemukan seseorang seperti dirimu..
Bawa aku ke hatimu, bawa aku ke jiwamu..
Berikan tanganmu sebelum aku tua..
Tunjukkan padaku apa itu cinta dan apa itu sebuah ketulusan..
Tunjukkan padaku bahwa keajaiban cinta itu benar adanya..
Mereka berkata takkan ada yang abadi..
Tapi kami masih di sini hari ini..
Masih berbagi indahnya senyuman..
Bawalah aku pergi jauh dari sini..
Bawa aku ke hatimu, bawa aku ke jiwamu..
Berikan tanganmu dan tahan aku dalam pelukmu..
Tunjukkan padaku keajaiban kecil itu..
jadilah bintang penjaga hati ini..



* Dekat di jantungmu *

Tidak ada yang akan merasa saling kehilangan..
Cinta untuk keteduhan jiwa..
Berharap diri ini, bahwa kau akan mencintaiku suatu saat..
menunggu, aku punya semua waktu untukmu..
Dan tidak akan pernah kehilanganmu..
Ada saatnya ketika aku mempercayaimu..
Saat itu aku merasa dekat dengan jantungmu..
Saat itu aku adalah milikmu..
Setiap saat aku merasa yakin dengan semua itu..
Aku akan selalu di dekatmu, untuk sekedar melihat senyum itu..
Dan aku tidak ingin kau pergi dariku..
Karena, kaulah satu-satunya..



* Mengatakan pada debumu *

Dalam malam ada bintang kerinduan..,
dalam kerinduan ada cinta damba..,
Setiap tetes darah yang mengalir dariku..,
mengatakan pada debumu..,
aku sewarna dengan cintamu..,
aku kawan bermain bagi cintamu..
Kau matahari dalam awan kata-kata..,
bila mataharimu marak bercahaya..,
segala ucapan yang lain pun lenyap sirna..
hanya keindahanmu lah yang. selalu kudamba..,
dan sesuatu itu ku sebut.."CINTA"



* Ikat aku dalam misterimu *

Ikat aku dalam misterimu..
Menjadi satu, indah di sebelahmu..
Begitu bercahaya auramu, membuta arah pandangku..
Tubuhku seperti debu, Jiwaku seperti angin..
Tak ada satu yakinku yang pasti..
Sampai kau berkilau..
Seperti panah melesat, dari busur penguasa jiwa-jiwa..
Lidahku keluh untuk memohon..,
Kedua mataku, sudah bertabur manik-manikmu..,
Kutahu, dan engkau tahu..,
Aku tidak akan hidup, tidak tanpa kontemplasimu..,
kaulah penguasa hati kecilku ini..



* Oh.. My love *

Oh my love..,
telah kau tiupkan api di hamparan fajarku,
di situ kumengenal sombong di ubun-ubun.
oh my love..,
telah kau hembuskan sehelai angin di sela siangku,
di titik itu kunikmati fitnah di antara urat lidahku.
oh my love..,
telah kau seduhkan banyu di kanvas jinggaku,
di goresan itu kuselami pendar dosa.
oh my love..,
telah kau pahatkan segepal jenar di temaramku,
dirahasiakannya rintik rindumu diserap akar jiwaku.
engkau takkan letih-letihnya kucari..



* Meriak murka diantara debunya *

ooooh..
biarkanlah adanya hitam putih
reguklah tawa tangis
jilatilah pahit manis swarna dwipa
tatkala meriak murka diantara debunya
oh.. aroma telah memenuhi rongga perutnya
asap-asapnya mengalunkan kehilangan
mmmhhhh.. hu..
Pamanggone aneng pangesthi rahayu
Angayomi ing tyas wening
Eninging ati kang suwung
Nanging sejatining isi
Isine cipta sayektos
mmmmhhh... hu...



* Bunda *

Sosok bayang, yang merajut kain cita cintanya dengan menarik sehelai benang dari hatinya..
Sosok bayang, yang melukis kekuatan di kanvas masalahnya..
Sosok bayang, yang selalu bersitkan senyuman di dalam telaga air matanya..
Kasih sayangnya tidak akan kering di musim panas..
Tidak akan beku di musim dingin..
Kasih sayangnya akan tetap mekar walaupun bukan di musim bunga..
ia akan sekuat tenaga menjaga kasihnya seperti lilin yang rela habis demi terang..
oh.. "God's tears"



* Insane things *

sometimes when you see someone from afar..
you develop a fantasy..
thought I'd find what I was looking for, "God's tears"
but I found something else..
Insane things..
Things in million year..
you never thought you'd see yourself do..
there you are doing it, can't help it ?
I guess I just.. have to make the right decision..
in the end, it's not my eyes that must decide..



* Surga masih ingin tahu *

Surga memiliki rasa ingin tahu..
dan aku masih ingin mempercayainya..
aku tidak bisa membantu kerinduan ini..
aku tidak bisa menahan semuanya..
bahwa aku terjebak dalam gelombang putih..
aku tenggelam dalam keheningan ini..
jika engkau sedikit melupakan bayangku.
ketika amarah dalam diriku reda..
aku dapat menangkap sehelai nafasmu..
dalam gelombang putih, engkau diam dan kau bernafas..
dalam gelombang putih, aku hanya ingin sekedar mencium bibir mungilmu..
sayang.. tetaplah kau jaga ladang kasihmu.

Jumat, 19 Maret 2010

Bromo yang cantik dan bromo yang menangis..


Renangi sebersit jingga dalam hamparan subuh di lerengmu..
Binar lentera hari membelah gelapnya temaram sekelilingmu..
Terhampar bagai permadani harmoni dalam pandang lelah mata ini..
Terkesima diri sesaat lupa dingin malam selimuti romansa ini..
Bingkai kabut merendah perlahan menyapa tanah berpijak..
Desau angin iringi ilalang berdansa mesra bulir embun nan manja..

Terhanyut dalam alunan legenda saksi merangkak umur bumi..
Bergemuruh murka lembah hijaumu diperkosa sang laknat..
Segala jadah dan ribuan do'a terpanjat iringi lara hatimu..
Namun engkau tetap setia temani selasih-selasih di tosari ini..
Tetap tegak berdiri bersanding penanjakan di sisimu..
Dingin nan anggun satu keagungan di Java ni..

Wahai Bromo..
Tetaplah berdansa disetiap labirin malam-malammu..
Rembulan selalu menunggu di lautan pasirmu..
Berhiaskan paras gemintang di hamparan temaram lelangit..
Mentaripun janji setia untuk selalu menjaga kehangatanmu..
Karena engkau satu keanggunan yang dimiliki Pasuruan..

Rabu, 17 Februari 2010

antara aku , renjana hati dan Netherland



Selasih : aku mengagumi gambar diri sesosok selasih yang masih setia merawat bumi..

Renjana : ketika itulah pendar mentari yang sesungguhnya menyentuh bumi..

Selasih : dan bumi selalu setia menunggu sulur-sulur lentera itu agar dapat hangatkan ladang-ladang kasih_NYA

Renjana : dan secercah asa dalam tiap berkasnya.. perlahan menghembuskan hidup..

Selasih : duhai alam dekaplah segala impi d sela palung kasihmu.. gelisah dan mencari dalam merajut usia.. di lelangit inginku basuh sulur-sulur mentari.. biar segar meraja berdansa di lantai rembulan.. ijinku petik setangkai lintang mutiaramu untuk renjana hati..

Renjana : lukiskan kisah dalam naungan fajar.. hingga terik mentari siang bersambut ayun langkah.. menyiratkan tekad dalam buaian peluh.. sang renjana hati di penantian tak pernah melepas asa darimu..

Selasih : pagut sepiku merindu letih hati.. sekian lama merangkai waktu bersandar musim.. sendiri ku kayuh biduk kecil ni.. harap segera labuhkan renjana ni d pantai cintamu..

Renjana : dalam sepi aku terjaga milyaran panah jarak membentang.. tiap untai nyanyian hati tersingkap untukmu.. bayanganmu menyusuri degup jantung.. tak berujung di penantian menepis pedih ini..

Selasih : lembar hidup yang dulunya terdera sepi.. kini berpijar tatkala sebersit senyum menyapa dingin ini.. melukis segala asa di langit hati penuh harmoni.. memjemput impian di dalam relung-relung kasihmu..

Renjana : tahukah kau !? bunga hati menyiratkan senyuman.. ketika mendapati suluhmu terus bernyala.. walau tak dapat panca inderaku menemukanmu.. temuilah aku di sudut batinmu..

Selasih : belai angin kabut putih sebersih kalbu.. dedaun mendesah prana dihela suasana.. harum ilalang bermandikan bulir-bulir embun.. dua hati dalam buaian menghantar pagi hening tenang.. semoga bersemi tersemat waktu..

BANGSAT.. ANJING !!! siapa yang mengatakan ibuku wong gendeng , siapa yang menganggap ibuku orang gila !?


Di siluet subuh itu nampak sesosok bayang lusuh menapak lirih menyusuri jalanan gang-gang tikus di daerah gubeng kertajaya, terlihat dia sedang tertatih membawa dua buah keranjang yang di dalamnya penuh dengan pakaian kotor. sekilas jejak langkah-langkah itu sedikit goyah, namun tetesan keringat yang jatuh diantara langkah-langkahnya secara tidak langsung menjelaskan bahwa dia ingin menjadi seorang wanita yang tegar nan tulus. esok harinya lukisan fajar berembun itu melintas lagi di jalanan gang-gang di daerah Surabaya timur itu, samar terdengar obrolan tukang becak yang mangkal di depan gang. mereka sedang menikmati secangkir kopi dan sebatang rokok di warung kopi tempat mangkal mereka, salah satu tukang becak itu bertanya pada teman seperjuangannya di kota pahlawan itu,

tukang becak 1: sinten lare estri niku kang( siapa anak perempuan itu mas )?
saben injing kok ketingal terus lintang ngriki kalean mbeto keranjang, ketingale mbeto kumba'an nggih( setiap pagi terlihat terus lewat sini sama membawa keranjang, kelihatannya bawa pakaian ya )?

tukang becak 2: iku anake Sri seng no limo( itu anaknya Sri yang no lima ), arek iku nggowo kumba’an rusuh gune’e wong cino seng duwe bengkel ndek cedeke terowongan sepur kae( anak itu bawa pakaian kotor punyaknya orang cina yang punya bengkel di dekatnya terowongan kereta api ).
keto’ane arek iku tuhu nang ibu’e( kelihatanya anak itu berbakti pada ibunya ), sa’aken arek iku jektas dek tinggal bapake mati( kasihan anak itu barusan ditinggal ayahnya mati). peno ngerti kan Marjoko( kamu kenal kan Marjoko )?

tukang becak 1: ouw.. sumerap kang( ya aku kenal mas )! Marjoko ingkang rumiyen nyambut damel wonten bengkel celakipun terowongan sepur niku kan( Marjoko yang dulu bekerja di bengkel dekatnya terowongan kereta api itu kan )!

tukang becak 2: yo.. yo marjoko iku( ya.. ya Marjoko itu )! Sri saiki nyambot gawe dadi buruh ngumbah kumba’ane wong-wong kene( Sri sekarang bekerja jadi tukang cuci orang-orang sini ), gawe ngopeni petung anake( buat menghidupi tujuh anaknya ).

Seiring merangkaknya matahari untuk bertugas menjadi lenteranya bumi, obrolan kedua tukang becak itu hilang terbawa desir angin yang masih terasa dingin karena baru saja orang-orang selesai menunaikan sholat shubuh. kicauan burung seakan bersimpuh haturkan segala do’a kepada sang Khalik untuk sesosok bayang lusuh yang masih mencoba mengukir hamparan shubuh dengan langkah-langkah kecilnya, alunan selarik do’a itupun diamini sang ratu temaram serasa berpamitan pada sesosok bayang lusuh karena harus kembali ke peraduannya.
sang lentera siang pun sunggingkan sebersit senyum sekedar hadirkan sulur-sulurnya agar sedikit hangatkan jejak langkah sesosok bayang lusuh itu serasa titipkan do’a pada sang tanah untuk dapat disampaikan pada sang khalik.

Sesosok bayang lusuh itupun menapakkan langkah-langkah kecilnya di pelataran rumahnya. dia bergegas mencari ibunya untuk segera memberikan keranjang setumpuk pakaian kotor yang dibawanya untuk segera dicuci, karena pada malam harinya harus segera diantar kembali pada pemiliknya. sesosok bayang lusuh itupun menemani ibunya mencuci pakaian-pakaian kotor itu, walaupun wajahnya masih belum kering akan basuhan keringat peluh lelahnya. kakak-kakak perempuannya mempunyai tugas masing-masing, ada yang bertugas menyetrika, ada yang bertugas membersihkan rumah. kakak laki-lakinya bekerja di bengkel tempat ayahnya bekerja dulu.

Ketika setumpuk pakaian-pakaian kotor yang dibawanya tadi sudah selesai dicuci dan dijemur semuanya, sang ibu pun bergegas ke dapur untuk segera memasak dan menanak nasi untuk makan sekeluarga siang itu. entah kenapa sang ibu terlihat mengkerutkan keningnya serasa menghela nafas panjang, guratan gelisah sang ibu itu tanpa sengaja tertangkap pandang sesosok bayang lusuh.

waktunya makan pun telah tiba, terlihat sesosok bayang lusuh itu sedang bercengkerama dengan saudara-saudaranya setelah lelah mengerjakan tugas masing-masing. sesaat cindai tawa itupun berhenti tatkala ibu datang membawa beberapa makanan, ibupun membagi makanan itu untuk beberapa piring sambil berkata lirih memberat di hela nafas.

“ ndok.., mangan sak anane yo dino iki( anakku, makan seadanya ya hari ini ).
cacakmu mambengi mancing nang kali gak oleh iwak( mas kalian tadi malam memancing di sungai tidak dapat ikan ),
dino iki mangan sego karak ambek uyah ae yo( hari ini makan nasi sisa yang sudah dikeringkan sama garam ya ). dungakno engkok bengi cacakmu oleh iwak seng akeh!( doakan nanti malam mas kalian dapat ikan yang banyak! )“

Seiring berjalannya sang waktu merajut umur bumi beserta segala isinya, sesosok bayang lusuh pun merangkak usianya di umur 15 tahun. di umur itu, sesosok bayang lusuh dilamar seorang laki-laki yang bekerja di instansi pemerintah. sesaat hati sesosok bayang lusuh berbunga senyum, karena segala hamparan doanya terkabulkan dengan pinangan seorang pegawai negeri sipil walaupun masih belum diangkat. semburat senyum bangga tersuguhkan dalam pelukan ibu terkasih.

Dalam merajut bingkai perkawinan itu, ternyata tidak sepenuhnya sama dengan apa yang terlarik dalam cerita rama dan dewi sinta, sesosok bayang lusuh menemukan sosok suami yang ringan tangan. dalam menapaki hari-harinya, sesosok bayang lusuh tidak hanya mendapatkan bingkisan sebuah tamparan, tendangan, tinju dari tangan seorang laki-laki yang kodratnya lebih kuat darinya. di setiap detak jantungnya, di setiap helai nafasnya, di setiap denyut nadinya, di setiap aliran darahnya, dia mendapatkan cambukan yang menyayat hatinya nan lugu.

Dengan conkaknya laki-laki itu berjalan di atas hati yang setiap saat tersayat olehnya, bercumbu mesra dengan wanita-wanita binal yang tidak tahu harga setetes air mata kedukaan kalbu. walaupun oase di kedua matanya yang sudah tidak bisa lagi menitikkan bulir-bulir lara hatinya, sesosok bayang lusuh itu tetap setia menunggu sang suami untuk sekedar makan malam bersama. dia tidak akan makan sebelum suaminya datang, walaupun sepenggal tulang rusuk itu menyapa di saat sang pujangga pagi( ayam jago ) mengalunkan nada-nada menyambut sang subuh. dia tetap tidak mau makan walaupun setangkai usus-ususnya sudah marah kepadanya, tulang dagingnya sudah tidak mampu menahan derai air mata kalbu pikirnya. dia tetap tidak mau makan, sebelum dia bisa sekedar melayani permintaan sepenggal tulang rusuknya untuk sebuah baskom cuci tangan.

Sayatan-sayatan itu tidak hanya berhenti di sisi ruang itu saja, di satu ruang tatkala sesosok bayang lusuh itu sedang mengandung tua hitung 9 bulan, dia mendapatkan satu cambukan yang seharusnya tidak pantas didapatkan seorang istri yang sebentar lagi akan menghaturkan bingkisan tanda kasih pelaminan kepada sang suami tercinta.
entah setan mana yang menjelma di sosok sepenggal tulang rusuk itu, di saat bulir-bulir embun masih bercengkerama dengan ilalang rerumputan di ladang pelaminan. sesosok bayang lusuh itu dimandikan sang suami dengan minyak tanah berkeramas caci maki, hati nan lugu itupun masih mencoba untuk tetap tersenyum membungkus segala lara hatinya.

hari berganti hari, lelangit semburatkan kawanan mendung, permata-permata temaram pun tak terlihat kerlingan-kerlingan manjanya lagi, katak dan jangkrik pun tidak mengalunkan senandung lirihnya berhiaskan kunang-kunang. sesosok bayang lusuh pun mencoba selipkan tanya pada sehelai angin,
“ gerangan apakah hingga kalian semua berubah kepadaku, yang kutahu kalian selalu setia temani lipur segala lara hati ini?”
kawanan mendung itupun turun perlahan memeluk lara hati itu serasa berbisik lirih,
“ kita semua masih setia temani segala lara hatimu duhai hati nan lugu“, tak terasa kawanan mendung itu menitikkan bulir-bulir air matanya yang sudah lama tertahankan.
“ jangan bersedih duhai alam, aku masih terus mencoba bertahan dengan segala lara hati ini. kita semua tidak tahu kehendak sang khalik atas semua ini, maka tersenyumlah dan genggam erat jemari-jemari kecilku ini! karena aku membutuhkan kalian di sampingku!“

Disaat sang waktu merajut umur kandungan sesosok bayang lusuh itu mendekati 12 bulan, sesosok bayang lusuh itu melahirkan seorang bayi laki-laki merngil lagi lemah.

“Segaraning ati”, lirih namun pasti bisik hati larikkan setangkai doa dalam sebuah nama pada timang kecilnya. harap dalam bersimpuh haturkan segala doa pada sang khalik, “semoga pemberian bingkisan kecil_MU ini bisa membantuku dalam membuat sebuah samudera di dalam hatiku“.

Dalam belai timang penuh kasih hati nan lugu, terlampir harap cita cinta,
“ Menapak kaki mungilmu dalam jejak langkah nan putih..
Mungil sedikit goyah dalam setiap rajutan hari-harimu..
Merangkak tertatih selalu mencoba meraih cita..
Semburatkan bangga terbersit senyum keluargamu..
Harapan memadu ketika engkau besar nanti..
Menuju cita menggenggam asa..
Taklukkan dunia dengan langkah-langkah mungilmu..
Berpijarlah.. hangatkan segala harapan ibumu..
Pancarkan selalu dari bola mata tak kenal lelah untuk segala doa..
Tak kenal lelahku dalam seduhkan kasih di relung hatimu..
Tidurlah.. tidur biduk lintang samudera hatiku..
Jangan dulu terjaga sampai pagi tiba menjemput lentera siang..
Engkaulah jadi alasan hingga kupacu semangat hidup simpan segala harapan..”

Dalam merajut usia di bingkai cita-cinta, saujana segaraning ati tersuguhkan bahwa ibunya sudah merasa kedua oase mata hatinya sudah tidak mampu lagi menitikkan bulir-bulir air mata lara hati. tulang dagingnya sudah tidak mampu lagi menahan tonggak sayatan yang terukir semenjak pelaminan terbingkai, sesosok bayang lusuh itupun terlihat bagai mayat hidup yang tidak bisa tidur berbulan-bulan lamanya. terdengar lirih ratapan kulit di wajahnya karena lelah yang sudah sekian lamanya tidak merasakan nikmatnya tidur. bola mata yang dulunya binarkan kecantikan nan lugu, kini terlihat cekung palung tangisan. sesosok bayang lusuh itupun telah lupa apa itu siang dan apa itu malam. ketika semua selasih-selasih bumi terbuai segala labirin impi di dalam peraduannya masing-masing, sekilas saujana segaraning ati tersuguhkan dalam duduknya menemani ibunya yang sedang menyapu jalan raya di depan rumahnya sampai pagi menjemput sang matahari. terkadang hanya terlihat duduk merenung berbalut air mata di pinggir jalan sampai sang surya telah duduk di singgasananya, satu waktu hanya kekosongan yang tersaputkan dalam kanvas wajah sesosok bayang lusuh yang terbingkai berhari-hari lamanya.

Tak terasa segaraning ati menitikkan bulir-bulir air mata atas saujana yang tersuguhkan di hadapannya, walaupun saujana itu telah ia saksikan sekian lamanya. lirih terdengar dalam kalbu segaraning ati terlarik doa dan permohonan pada sang khalik,
“ duhai Dalang yang berkehendak atas semua cerita lakon lelaku kehidupan fana ini, Sang ulu-ulu yang menentukan aliran sungai takdir semua selasih kehidupan ini. berilah hambamu ini sebuah kekuatan genggaman tangan, untuk sekedar meraih jemari ibu hamba dalam menjalani lara hatinya. selalu tegakkan kedua bahu hamba untuk sandaran bulir-bulir air mata ibu hamba”.

Tetapi bayangan-bayangan di sekitar segaraning ati tidak mau menemaninya dalam menyelami semua saujana itu, mereka menganggap sesosok bayang lusuh itu orang yang sudah tidak waras lagi. mereka menggunjingkan bahwa sesosok bayang lusuh itu orang yang sudah gila.. “Wong Gendeng“.
teriak murka segaraning ati atas semua itu,
“ bangsat..!! anjing kalian..!!!
siapa yang mengatakan ibuku wong gendeng, siapa yang menganggap ibuku orang gila!?
apa kalian mau menjawabnya dengan darah-darah kalian! ketahuilah wahai selasih-selasih sombong merakmu, ibuku adalah malaikat yang menjelma di rinai fana ini untuk melahirkan aku dan berusaha rajutkan aku sebagai setangkai bunga padi bermahkota keemasan".
tapi semua amarah teriakan itu hanya sebatas mencakar-cakar langit-langit hatinya sendiri, sejenak tersadar segaraning ati akan semua petuah bijak yang telah terseduh di palung hatinya dalam timang merajut usia,

“ anakku, buatlah dan jadikan hatimu sebuah samudera di dalam merajut umurmu!
kita hanya sebuah kapas yang hanyut dalam derasnya aliran sungai, yang membawa kita semua di mana kita tidak pernah tahu muara mana yang akan kita temui. dalam perjalanan menuju muara-muara itu, terkadang kita terjatuh di dalam deru air terjun, terbentur bebatuan, tersangkut cecarang tumbuhan, kadang kala kita di ludahi, di caci maki sebagai bajingan.. pencuri.. pelacur.. bencong.. idiot, dan kadang kita dilempari tahi oleh merak-merak congkak kemunafikan fana ini. Kita tidak bisa kembali melawan arus aliran sungai yang telah berkehendak dan tertulis muara-muaranya, kita tidak punya suatu daya apapun atas semua itu. Kita hanya bisa ikuti aliran sungai itu dan pasrah di manapun kita akan bermuara.





* selarik lara hati Segaraning Ati *