
belenggu cinta masih anggun terbingkai
meresap di dinding ruang mimpi
tersulam di rajutan dekade ungu
jauh terendap di tanggalan pilu
seperti menulis di helai udara
yang sudah tercabik-cabik air mata
cekung mata ini takut sekali
pada gerimis sekalipun
rama-rama mengarak kelabu di palungan langit
tirai awan berlalu hanya sekedar pamit
bibir hujan guratkan sepenggal pedih
tersayat lembut di sayap-sayap kabut lirih
membusuk di ranting-ranting siang malam
memutih di lengkung pelangi 1000 musim
merajut senyum dengan warna sepi
mengapung di pekatnya genangan pagi
kerinduan yang kian teriris
kegilaan yang tak terlukis
ketulusan yang menggapai-gapai
menggantung tak sampai
mengayuh biduk pecahan perahu
berlayar kesepian di kubangan langit beku
matahari berembun di tandusnya kemarau
terbakar di rahang siang berembulan
patah diantara puzzle-puzzle debu
hanya ada bangkai petir yang berserakan
hanya ada kosong.. dingin
aku kekasih yang karam
menggapai-gapai.. kasih tak sampai
aku kekasih yang terbakar
yang hangus dan tak pernah menjadi abu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar