Senin, 27 Desember 2010

Dan Tuhan pun cemburu


ku ingin..
mencintaimu dengan sederhana
sesederhana kehangatan terik matahari pada tanah.

ku ingin..
tetap setia menunggumu di sini
sampai buih lautan tidak dapat menyentuh pasir pantai.
hingga namaku tertulis di batu nisan itu
dan abuku tersapu angin tak berbekas.

kuingin..
pohon kasih berbuah ranum
dan ia tidak dikutuk oleh Tuhan.
tetapi, hanya mencoba berdaun
dan semoga, Tuhan pun tidak cemburu.
maka mewangilah ia..

Senin, 20 Desember 2010

Tuhan.. sekali lagi aku mencuri cinta dari surgamu!


inilah cinta..
yang merayap di sela cadar surga
merambat turun di rahang arus sepi
mengoyak lembut tabir seribu purnama
berwarna merintik dengan hujan harmoni
anggun bersanding dengan tatabuh senja
merona dengan kenangan di remah-remah semesta
indah.. dihantar melodi harpa lengkung pelangi

atas nama mata air
yang menjadi persinggahan burung-burung.
atas nama embun
yang berjatuhan diatas bunga-bunga.
dan aku tlah berikrar
di dalam kudusnya lelangit.
engkaulah arus sang air bening
yang mengalir lembut di simphony surga.
engkau laksana keharuman yang dihirup
begitu lembut.. mempesona.
engkau laksana kilau cahaya
yang menembus kelamnya malam.
engkaulah sang gunung keheningan
yang tak tertaklukkan.
engkaulah senar sang harpa
yang dipetik, sekaligus dijadikan utuh.
engkaulah sang suara
nada-nada yang bertambah keras di udara malam
nada-nada yang menghanyutkan tubuh
buat jiwa selalu tergetar.

cinta..
adalah musik yang abadi.
nada-nadanya seimbang
dengan kehidupan yang naik.. turun.
setiap kali jantungku merasakan getarannya
maka tanpa disadari
aku selalu menggerakkan tangan
dan kakiku menari sesuai iramanya
kadang cepat, kadang lambat.
tetapi
aku tidak pernah lelah dibuatnya
bahkan aku begitu menikmatinya.

cinta..
adalah sungai kehidupan yang abadi
sungai itu akan membawa kita
menuju lautan yang sama
lautan( cinta ) keabadian..

karena cinta..
adalah sebuah jawaban
atas semua pertanyaan?

Kamis, 16 Desember 2010

kasih tak sampai..


belenggu cinta masih anggun terbingkai
meresap di dinding ruang mimpi
tersulam di rajutan dekade ungu
jauh terendap di tanggalan pilu
seperti menulis di helai udara
yang sudah tercabik-cabik air mata
cekung mata ini takut sekali
pada gerimis sekalipun

rama-rama mengarak kelabu di palungan langit
tirai awan berlalu hanya sekedar pamit
bibir hujan guratkan sepenggal pedih
tersayat lembut di sayap-sayap kabut lirih
membusuk di ranting-ranting siang malam
memutih di lengkung pelangi 1000 musim
merajut senyum dengan warna sepi
mengapung di pekatnya genangan pagi
kerinduan yang kian teriris
kegilaan yang tak terlukis

ketulusan yang menggapai-gapai
menggantung tak sampai
mengayuh biduk pecahan perahu
berlayar kesepian di kubangan langit beku
matahari berembun di tandusnya kemarau
terbakar di rahang siang berembulan
patah diantara puzzle-puzzle debu
hanya ada bangkai petir yang berserakan
hanya ada kosong.. dingin

aku kekasih yang karam
menggapai-gapai.. kasih tak sampai
aku kekasih yang terbakar
yang hangus dan tak pernah menjadi abu

Selasa, 14 Desember 2010

Sebuah bangku, tuk sandarkan liverku yang semakin berkarat!


kurasakan udara memasuki nafasku
kubersandar pada bangku ini
kubenamkan diriku,
semuanya untuk hari ini
dimana ragaku mulai bergerak halus
bergeser seketika itu
berhadapan langsung dengan jasadku
mereka berdialog tentang waktu yang tak pernah mengusik
kulihat semuanya dengan mataku sendiri
kuberbicara dengan kata-kata yang tak pernah aku ucapkan
anganku bebas menjadi otak di kepalaku

rasaku bukan mimpi
coba aku tertidur, tetap itu bukan mimpi
aku waras dan tak kan pernah menjadi gila
coba sentuh hidupku
dan aku senantiasa membelai bayangmu
kutebarkan senyum-senyum pada setiap hidupku
biarlah kupatahkan semua tanda tanya itu
dan kujawab semua pertanyaan itu
let down and hanging around..
crushed like a bug in the ground..
let down and hanging around..

kecil didalam besar
besar berasal dari suatu yang kecil
irama hidup menangkap sebuah kejujuran
telingaku bergetar,
mendengar jerit suara bisu
dan tuli jika terpaksa berteriak
kugerakkan jemariku mengikuti suara"thom yoke"
bangku kududuki dengan pantat ini
ku mulai berjalan tuk hidup dengan iramanya
dengan lekikan langit yang mengasihiku
langkahku terhitung 1..2..3..
dan bertahan dengan tarianku tentang senyuman

Minggu, 12 Desember 2010

Dengan sikapnya yang bisu, dia memamah otakku!


oh..
dia datang lagi menyapaku
aku kira dia sudah melupakanku
melupakan tengkorak kepalaku
lupa, betapa dia pernah begitu menikmatinya
memamah otak sebelah kiriku
mencincang habis otak kananku
merampas tetesan embun mataku yang sudah lusuh
mencabut satu persatu gigiku
gigi yang sudah bolong dan agak sedikit bau

kadang, aku dibuatnya bingung sendiri dengan tanyaku
kenapa dia memilih otak kerdilku
kenapa dia tidak tertarik dengan otak artis-artis itu
oh..
dia tetap saja terus menikmati santapannya
tanpa memperhatikan kebingungan dan ratapanku
seperti biasanya
seperti kedatangannya yang sudah-sudah
dengan sikapnya yang kaku.. bisu
tangannya tetap tenang pegang catut dan pisau dapurnya
aah..
migran ini memang sobatku yang paling setia

hey.. masuklah kedalam kamarku
jangan berdiri saja di depan pintu
di luar udaranya sangat dingin sekali
malam ini, kelihatannya langit tidak sedap untuk dinikmati
tadi sore rambut-rambutnya hujan lebat sekali
derasnya masih menempel di tempat tidurku
serpihan-serpihan petirnya masih berserakan di lantai
kelihatannya,
rembulan sedang kehabisan minyak tanah untuk lenteranya
gilangnya bintang pun tak nampak di pelataran rumahku mulai tadi sore
mungkin mereka sedang malas main petak umpet

kamu mau menagih janjiku ya?
tenang, sudah aku siapkan semuanya
tapi, kamu maukan menunggu barang sejenak
aku mau menikmati dulu secangkir kopiku sisa tadi sore
dan menghisap rokok yang tinggal sebatang ini
dengan sikapnya yang kaku.. bisu
dia tidak memperdulikan segala omonganku
dia langsung mencincang otakku
merogoh paru-paruku
mencabut jantungku

entah kenapa, ganti dia yang kelihatan bingung
mencari-cari sesuatu
kamu mencari hatiku ya?
maaf..
oktober kemarin, hati itu sudah aku titipkan pada seseorang
nggak papakan,
kamu sisakan hatiku untuk seseorang yang aku sayangi?

dengan sikapnya yang kaku.. bisu
dia tetap tidak memperdulikanku
dan aku hanya bisa merintih saja

Kamis, 09 Desember 2010

Robohnya surau hati


gerhana matahari, gerhana hidup
matahari hitam
langit hitam
samudera hitam
jiwa-jiwa hitam
tak ada sulur matahari
tak ada suluh kehidupan
tak ada apa-apa
hanya ada kesedihan tanpa pilu
pilu kehampaan

mmmmh.. huuu..
di nanar saujana, sang kantung rahim menari
menari laiknya sang darwis
dibalut gendang seruling ney
merentang tangan berputar-putar kekosongan
kosong diantara tepuk tangan hinaan
takut.. diantara kejaran belati, parang
melayang bagai mayat, bangun dari tangisan
tangisan yang tidak pernah menitikkan airmata

gerhana hidup, gerhana matahari
bumi meratap diatas lelangit menangis
gilangnya bintang pun terkendat
segala jadah memenuhi langit
datang dari jiwa-jiwa yang hitam
dari ratapan yang kering, gersang
dari kegelapan dalam kegelapan
dari kebingungan dalam kebingungan
kebingungan yang mengangkangi sauh hati
membunuh suluh jiwa

oh..
kepada siapa yang mau menerima jiwa yang hitam ini
pada siapa yang tak enggan seduhkan sinaran di cangkir ruh ku
yang tak enggan menyambangi nanar kepiluan ini
yang mau merawatku dalam ayat-ayat mati.. hidup

mmmmh... huuu..
airmata terendap
airmata yang tertahan
menangis pada siapa
menangis pada apa
menangis pada tangis yang tak termuntahkan
lukisan tangisan hanyalah menandakan..

Jumat, 03 Desember 2010

Antara telanjangku, cemeti malaikat, dan berandanya Tuhan..


mataku tercengang saat aku melihat selembar kertas putih
memaksa kuhapus berkali-kali tulisan ini
otakku mulai sombong ketika tergambar keinginanku
keinginan tuk membuat tulisan-tulisan yang bermimpi
tentang pujian-pujian itu
tentang aku mencoba yang terbaik
tentang menemukan inspirasi
tentang kepenatan yang dibungkus omong kosong
tentang hidup.. mereka punya hidup masing-masing!
tentang ketidakbisaanku
tentang secangkir kopi
tentang bibir seksi
tentang Tuhan yang maha adil.. dimana aku kerdil
tentang tangis yang tidak pernah menitikan air mata
tentang senyum yang bukan milikku
tentang kenikmatan di saat aku mencumbumu
tentang pekerjaan

Aah..
mending aku ke kamar mandi
cuci muka, terus kugosok hitamnya tubuh lapukku
tuh kan.. aku mulai sombong lagi!

Dia atas kebijakanku
nilailah aku dari sudut yang terhitam
kugunakan pena untuk berimajinasi bohong
kugunakan bibir untuk mengumpat keindahan
kugunakan akal untuk mendominasi kewajaran
kugunakan penampilanku.. tuk menjual harga diri yang selalu telanjang

Aargh..
mending gelandangan!
yang mengais-ngais tong sampah
mending kecoak bau!
yang selalu berusaha mencari makan
walau mereka sering dianggap kotor
mending jadi lampu 5 watt!
yang menerangi sebuah kamar lembab tak berpenghuni
mending menjadi ibu!
bagi anak-anak durhakanya
mending kamu tampar aku!
setelah itu ajari aku hidup di awal hari
dan merenungkan di malam hari
dan esok aku tidak ragu lagi untuk hidup
dan terus mati

keringat dingin menyembur dari pori-pori kulitku
perutku yang mulus mulai keriput
wajahku yang pas-pasan
mungkin terlalu "pas" sebagai manusia yang lupa akan masih kecil
aku bayi prematur..
kelak saat aku besar menjadi kelihatan dungu
tapi banyak yang suka kedunguanku

Tuhan..
maaf ya untuk sedikit celoteh ini!
mungkin deretan kata di atas tak pernah membuatku besar
kecil tanpa apa-apa..

Kamis, 02 Desember 2010

Merampas lilin kecilku dari tangan Tuhan!


kasih..
aku takut kehilangan dirimu!
tapi aku lebih takut ketika kau bersanding denganku,
takut.. tidak mampu bingkaikan secuil kebahagiaan untukmu.
aku hanya punya tangan yang kasar ini,
yang hanya bisa membelai lembut rambutmu,
ketika kau terbuai di lelapmu.
aku hanya sebuah patung yang bugil,
karena tidak ada yang bisa aku banggakan di depanmu.
aku hanya punya sepenggal hati yang rapuh ini,
rapuh.. ketika mendapatimu terbaring kesakitan.
aku hanya bisa menjatuhkan airmata ini,
airmata yang ingin merampas takdirmu dari tangan Tuhan.
karena surat-surat cintaku,
tidak pernah Dia sampaikan kepadamu.

kasih..
aku bukan siapa-siapa..
karena aku tanpa apa-apa!
Lukisan tangisan hanyalah menandakan..

Rabu, 01 Desember 2010

tetaplah kamu seperti burung-burung kertas!


burung-burung kertas..
bergerak halus
berputar-putar
sayap-sayapnya yang bergetar tertiup angin
kepalanya tertuju kaku ke depan.. matanya
mulai lagi bergerak diantara benang-benang yang mengaitnya
berayun terarah
kadang bertabrakan
terima kasih benang..
dan angin selalu berteman dengan sayap-sayap kertasnya

burung-burung kertas..
tak pernah diam
terus bergerak semakin halus
seiring waktu mengiringi damainya malam.. lembutnya pagi
tak pernah tertidur
bayang-bayang sayapnya bergerak terus.. terus hidup
dan semakin kentara lipatan-lipatan itu
sepasang mata terus memandanginya
meraih tuk menyentuhnya.. tersentuh kertasnya
senyum kecil timbul dari sepasang bibir itu sambil mengucap,
"tetaplah kamu seperti burung-burung kertas!"

burung-burung kertas..
terus berputar-putar, sesekali berhenti
serta seribu kepak keyakinan
hingga burung-burung nuri berkicau
terlihat dari kaca jendela
telinga ini mengiang
bersahutan
dan akan pasti berkicau dengan lembut.. merdu

ohh..
tak henti-hentinya
biarlah burung-burung kertas
dan beribu-ribu kepak sayap kertas putih..